Ajang Kudus Band Festival 2009 telah kembali digelar untuk kedua kalinya. Dan berlangsung dengan sukses! Diikuti oleh penampilan 6 band peserta, dinilai oleh 3 juri yang ahli di bidangnya yang didatangkan langsung dari Purwacaraka School of Music, dimeriahkan 3 band tamu sekaligus, dihadiri oleh sekitar 500 penonton dan diapresiasi oleh 800-an suara (baca: sms) untuk menentukan satu band favorit. Dan akhirnya, Kudus Band Festival (KBF) merupakan ajang untuk melahirkan band-band bermental juara.
Agak sedikit molor, KBF akhirnya dibuka pada jam 18.45 wib dibuka dengan penampilan band tamu Celia, yang membawakan tiga buah lagu. Dan panggung berangsung-angsur menjadi hangat dengan kilatan lampu-lampu di sana-sini, tatanan sound-system professional dari Thunder yang didatangkan langsung dari Jogjakarta pun seakan tidak sabar untuk menyuarakan musik band karyawan PT. Djarum di ajang KBF tahun ini. Panggung mulai berdegub memanggil penonton memasuki GOR Badminton, Kaliputu. Terlebih ketika sepasang host, Mega (HRD) dan Arianto (R&D) tampil dan menyapa audiens, suasana semakin terlihat hidup.
Dust Collector (Primary Gondangmanis), yang merupakan band juara pertama pada KBF tahun 2008, tampil pada kesempatan perdana, dengan mengusung dua buah lagu: Si Bandel (Teaser) dan Enter the Sandman (Metallica). Semenjak awal sang vokalis Heru Nugroho terlihat sangat energik, ditambah cabikan gitar Sapta Arman Yulianto, sehingga Dust Colletor sempat membuat ciut nyali band-band peserta berikutnya. Belum lagi formasi mereka diperkuat oleh Catur Bayu Atmoko (gitar), pada drum masih Sony dan Supriyanto dipercaya pembetot bass. Memang serba salah menjadi band yang pernah menggondol juara pada event yang sama sebelumnya. Gelar juara bertahan tak urung lagi telah membuat beban tersendiri bagi penampilan Dust Collector malam itu. Juri pun terperanjat, melihat takaran emosi para personel kurang terjaga.
Memasuki band peserta kedua, tampil di atas panggung: Jistring (Purchasing & Warehouse).Ini juga band juara, sehingga tidak bisa diremehkan begitu saja oleh band-band peserta lainnya. Dua tahun berturut-turut mengisi panggung KBF, membuat penampilan mereka makin dewasa dan solid, sebagaimana komentar istri salah satu personel Jistring. Tuts-tuts keyboard dimainkan oleh Yustinus Dodik Adiyanto, Bass masih dipegang oleh Daniel Prima Djaja, duo vocal masing-masing: Heru Candra Atmaja dan Anindyo Windi Sulistyawan, Sugianto selain menjadi leader juga tampil membawa gitar dan drum digebuk Victor Kurniawan Iswanto. Mereka membawakan Another Day (Gream Theater) dan Seandainya (Samsons) dengan mempesona. Tak heran apabila Bapak. Seno Djojo secara khusus mengapresiasi bahwa Jistring pantas menjadi jawara KBF 2009 ini.
Band ketiga ini sebetulnya bukan nama baru bagi blantika musik PT. Djarum di Kudus. N’Think Band (Engineering SKM Gribig) namanya. Pada setiap kesempatan perayaan ultah PT Djarum, band ini tak pernah ketinggalan untuk unjuk gigi. Hanya pada KBF 2008 ia tidak tampil, tetapi ia masih tampil di ajang Djarum Family Fair. Band yang sudah memiliki gaya perform yang berkarakter ini memainkan dua lagu: Selling the Drama (Live) dan Arti Sahabat (Nidji). Aksi dua vokalis, yakni Bagus Suroto dan Bambang Triyanto sangat membantu mengangkat komposisi musik semakin berenergi. Tampil dengan dua gitar yang masing-masing dimainkan oleh Amin Setiadi dan Bonaventura Fajar Utomo, pada drum diisi oleh Hayu Ciptanto dan Mariyadi pada bass. Komposisi musik Arti Sahabat (Nidji) yang akrab di telinga penonton memang merangsang penonton untuk ikut berjingkrak. Akan tetapi lain bagi telinga juri; komposisi musik band ketika diikutkan pada ajang festival seharusnya tidak harus persis dengan kasetnya. Para juri lebih melihat bagaimana komposisi musik itu diciptakan dari kreativitas band.
Memang sulit akhirnya untuk mengira-ngira bagaimana hasil akhir nanti. Tidak hanya para penonton yang semakin penasaran, para band peserta pun harus pandai-pandai mengelola perasaannya. Seperti ketika sesi istirahat yang diisi dengan penampilan band tamu Bluebee, pada layar lebar yang dipajang di sisi kiri panggung, tak henti-hentinya memperbaharui informasi polling sms untuk band favorit. Bluebee yang dipimpin oleh Valeri ini tampil membawakan 3 buah lagu. Penampilan mereka sangat mempesona, terlebih ketika sebuah lagu dari Kerispatih dimainkan, seluruh penonton seolah dibius dengan cabikan gitar Valeri yang memikat.
Calcinha Band (SKM Gribig) tampil sebagai peserta nomor undi 4. Mereka didukung oleh Sudjarwo Herry Saputro dan AJ Bagus Wahyu Putra pada Rhytm, Pierre Wisnu Handoko pada bass, drum digebuk oleh Adi Prasetyo, dan dua vokal Dony Wahyu Gunadi dan Rudy Setyawan. Mereka membawa dua buah lagu: Beraksi (Kotak) dan Only One (Yellow Card). Penampilan mereka sebetulnya cukup memikat. Hanya saja kecelakaan kecil terjadi ketika pada jeda antara lagu satu ke lagu berikutnya, gitarisnya mengalami masalah dengan sound. Inilah yang kemudian memancing juri untuk berkomentar bahwa sang vokalis harus pandai-pandai memanfaatkan waktu, sehingga panggung tidak terkesan kosong sementara penonton menunggu-nunggu.
Save Our Music Band (SKM Gribig) tampil menjadi band kelima dengan membawa lagu karya Naif yang berjudul Dia adalah Pusaka Sejuta Umat Manusia di Seluruh Dunia dan Don’t Stop Me Now (Queen). Dua gitar akustik yang dibawa oleh Mashudi dan Caraka Kristiadhi membawa penampilan Save Our Music cukup berbeda dengan penampilan band sebelumnya. Panggung terasa segar dengan dawai-dawai unplug. Para juri mengangkat topi pada penampilan mereka, meskipun demikian para juri tetap menyarankan agar vokalis yang juga memainkan bass (Henry Setiawan) memilih salah satu saja. Dan masih menurut juri, Henry lebih pas menjadi voklais daripada sebagai bassist. Sementara Albertus Oka menjadi penggebuk drum yang setia menjaga tempo permainan.
Penampilan terakhir ajang KBF 2009 adalah BLACK Engine Band (Primary Krapyak) yang memainkan dua komposisi, yakni: Jengah dari PASS Band dan Hysteria milik Muse. Mereka yang ada di dalam Black Engine antara lain: Alex Candra dan Fajar Hilmawan pada vokal. Didik Trimaryono di drum, Agus Nuryanto pada melody dan Bonaventura Sentosa pembetot bass. Juri berkomentar bahwa penampilan Black Engine kurang maksimal. Pemilihan lagu menjadi factor penting, apakah para personelnya bisa menikmati musik tersebut atau tidak. Karena apa yang terjadi pada emosi para personel di atas panggung, akan terasa pula oleh para penonton.
Dan Akhirnya Juara
Rangkaian penampilan para peserta ditutup dengan penampilan band tamu, VEHO. Mereka membawakan 3 buah lagu karya mereka sendiri, yang selama ini sudah akrab di telinga masyarakat Kudus, seperti: Engkau Puisi, Open Your Mind dan Melati di Tapal Batas. Kemudian dengan dipuncaki sebait refrain We are the Champion milik Queen iringan VEHO, Bapak FX Supanji menyerahkan hadiah-hadiah kepada para juara. Inilah ranking para juara KBF 2009:
1. Save Our Music dengan total perolehan nilai 5.025
2. Dust Collector dengan total perolehan nilai 4.860
3. Calcinha dengan total perolehan nilai 4.780
4. Jistring dengan total perolehan nilai 4.693
5. N’Think dengan total perolehan nilai 3.945
6. BLACK Engine dengan total perolehan nilai 3.850
Sementara untuk polling sms pilihan para penonton, inilah urutan prosentase dari perolehan vote yang mereka miliki:
1. Dust Collector mendapat dukungan 51%
2. Calcinha mendapat dukungan 20,1%
3. Jistring mendapat dukungan 12,5%
4. N’Think mendapat dukungan 9%
5. BLACK Engine mendapat dukungan 6,3%
6. Save Our Music mendapat dukungan 1,1%
Pada kesempatan sambutan Bapak. FX Supanji berharap agar ajang seperti KBF ini dapat dilanjutkan dan dikembangkan, sehingga menjadi wadah kreativitas bermusik yang memiliki nilai positif bagi pengembangan SDM perusahaan. Andreas Teguh Prayoga selaku panitia menambahkan bahwa kita ingin mencoba menjadikan ajang tersebut bukan sekedar ajang unjuk gigi para musisi karyawan PT. Djarum, tetapi juga menginginkan bahwa musik (band) bagi karyawan membawa dampak terhadap rasa kecintaan kita terhadap perusahaan.
Kepada band pemenang, selamat berlatih mempersiapkan diri berlaga di Jakarta. Dan kepada seluruh band peserta KBF, teruslah kreatif dalam musik yang makin menggairahkan kerja. Viva PT. Djarum!***

Custom Search
16 Maret 2009
Heterogenitas Nada dalam Satu Irama: Terus Berprestasi!
Bab:
Info Seni Budaya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar