"engkau adalah puisi yang tertulis di hati" (Veho)

Custom Search

27 Februari 2009

Pertarungan Sejati


Sebuah oto-kritik.


Oktober 2008 menjadi pentas terakhir bagi VEHO di tahun 2008, pada acara Festival Mata Air Salatiga. Di samping ada satu dua konser kecil lainnya setelah itu. Panggung bergengsi yang menghadirkan Kunokini, Franky Sahilatua dan Sawung Jabo, malam itu, tidak membuat penampilan VEHO bergairah, tetapi justru tampil buruk. Apakah VEHO masih demam panggung?

Penampilan VEHO diawali dengan mengusung lagu RELAWAN, pada awalnya sempat berhasil mengajak penonton berjingkrak. Tetapi entah kenapa, menyusul lagu-lagu berikutnya, VEHO terasa sangat membosankan. Apakah mungkin VEHO tak memiliki persiapan yang cukup?

Membicarakan VEHO hari ini tentu memalukan kalau hanya mau membahas soal demam panggung sebagai menu utama. VEHO bukanlah grup baru dua tiga bulan dibentuk. Ini sudah menginjak tahun ke-empat. Sehingga sangat aneh jika masalah demam panggung masih menjadi kendala bagi para personel VEHO.

Latihan rutin dua kali seminggu dan ditambah satu hari khusus untuk diskusi dan arransement. Lalu, dimana juga pelajaran yang dapat dipetik dari pengalaman konser-konser sebelumnya di beberapa tempat. Sebut saja beberapa contoh:
*) Konser Toer De Kampoeng, bersama Genk Kobra,
*) Konser Musik Akhir Bulan Genap, di Taman Budaya Surakarta
*) Konser Merah Putih di Alun-alun Kota Kudus
*) Konser Ngabuburit 1 (2006) dan Ngabuburit 2 (2008)
*) konser Pemberdayaan PRT di Monumen Serangan Oemoem 1 Maret, Jogjakarta
dan masih banyak lagi itu.....

Apakah semua itu sama sekali tidak berpengaruh pada perkembangan VEHO sebagai sebuah grup yang makin matang. Ataukah semua personel, baik player dan managemen, sama sekali tidak memperhatikan hal ini?

Dengan melihat buruknya penampilan VEHO di Festival Mata Air Salatiga (2008), kiranya saya tergerak untuk membuat catatan ini, untuk mengajak rekan-rekan VEHO menyusun kembali kekuatan squad VEHO, menghadapi era di depan.

Candradimuka
Seorang yang ingin sukses pastilah seorang yang sangat menyadari kelemahan dan kegagalannya. Oleh karena itu dia akan mencatat kelemahan dan kegagalan-kegagalannya sebagai bahan refleksi, yang ditransformasikan ke dalam dirinya menjadi sebuah kekuatan.

Dia juga tidak akan mengulangi kegagalan yang sama. Oleh karenanya sikap rendah hati untuk mau refleksi menjadi sangat penting untuk dimiliki.

Saya menyadari bahwa mengeluarkan pernyataan itu tidaklah sulit. Sangat sulit ketika kita sendiri sedang menghadapi dan mengalaminya sendiri. Hanya saja, di sini saya ingin mengingatkan, bahwa Menegakkan Komitment: seharusnya menjadi niat dan iktikad yang terus berlangsung di dalam jiwa kita. Terbangun dari dalam. Tidak bisa dibangun oleh orang lain, selain diri kita sendiri.

Komitment yang mana? Menurut saya, komitment tidak lain merupakan penentuan pilihan hidup itu sendiri. Musik? Atau hanya sekedar ingin bermain-main di dunia musik? Komitment yang dibangun dari dalam inilah yang akan menjadi batu karang: "tak tergoyahkan hingga langit terdekap".

Petarung Sejati
Sampai tahun 2008 saya menyebutnya sebagai tahun-tahun candradimuka bagi VEHO. Selanjutnya, tahun 2009 ini, saya ingin menjadikan diri kita sebagai Petarung Sejati. Seorang Petarung Sejati adalah seorang yang siap bertarung dalam kondisi apapun, dan memetik kemenangan demi kemenangan. Dia tak akan setengah-setengah dalam melangkah: Total. Dalam dirinya hanya ada satu kata: Maju!

Begitulah kawan-kawan seperjuangan.
Bahwa tidak akan begitu saja sesuatu yang kita impikan dapat kita raih. Kita mesti mengeluarkan tenaga ekstra, pikiran dan ide-ide lebih gila lagi, dan juga korban yang tidak berpamrih. Maka saya percaya, Tuhan pasti akan membuka jalan bagi kita dan mempermudahkannya, ketika kita melewati pertarungan-pertarungan itu.

Jika kita harus kalah/mati, kita akan mati jihad, karena pertarungan itu suci bagi hidup kita.

Jadi pertanyaan berikutnya adalah, apakah tahun 2009 ini akan menjadi lebih ringan? Saya kira justru sebaliknya. Justru pertarungan yang sebenarnya baru kita mulai, dengan kekuatan lawan yang 2 kali lebih hebat dan 100 kali lebih dahsyat dari kita saat ini.

Beberapa hal yang perlu kita perhatikan, antara lain: komitment insan VEHO untuk membesarkan VEHO, baik dari para personel player sendiri dan staff management. Kemudian mengasah lagi kemampuan berharmoni, baik pada saat arransement, latihan dan konser. Lalu managerial yang meliputi agenda kerja dan masalah keuangan serta promo yang harus terus digarap, hingga persoalan networking serta pengembangan Veholic.

Demikianlah catatan saya untuk kawan-kawan seperjuangan. Berdaya dan Berjaya akan menjadi nafas kita untuk bergegas menuju kemenangan.

Salam,
-asa-
Chief of Veho

0 komentar:

 
© design by asajatmiko